Marlan Bantah Terkait Dugaan APH Terima Upeti dan Keberadaan Penambang Pasir Resahkan Warga Itu Hoax

Marlan Bantah Terkait  Dugaan APH Terima Upeti dan Keberadaan Penambang Pasir Resahkan Warga Itu Hoax

Kediri - Buntut dari pemberitaan salah satu media online terkait warga dibelakang Masjid Semampir resah dengan keberadaan penambangan pasir tradisional tersebut. Ditambah lagi ada berita dugaan uang upeti ke APH tiap titik ditarik Rp 2, 5 juta per titik.

Dengan munculnya berita itu ditegaskan. Marlan (53) warga setempat menegaskan berita itu tidak benar atau hoax.

 

“Berita itu tidak benar akibat dari pemberitaan itu malah sekarang jadi resah, para pencari pasir nggak ada yang berani kerja, padahal kami warga sekitar Semampir mencari pasir dengan cara tradisional untuk menghidupi keluarga mereka, ” ujar Marlan 52 tahun salah satu penambang tradisional, Selasa (21/1/2025) 

Marlan menambahkan para penambang pasir tradisional di Sungai Brantas pada umumnya menyelam untuk mendapatkan pasir dari dasar sungai dengan alat tradisional.

Pasir yang mereka dapatkan dijual ke pengepul. Dan pekerja ini sudah turun temurun mulai Mbah dan Bapak. Hasil dari nambang manual cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

“Kita kasihan warga, di sini juga enggak ada yang dirugikan, dengan adanya penambang manual itu bisa membantu lingkungan menjadi bersih menjadikan Asri, karena apa di Brantas itu banyak pampers-pampers sampah yang dibuang. Justru dengan adanya penambang tradisional, dia menyelam dibawa ke pinggir, ” kata Marlan. 

” Saya minta supaya diluruskan berita yang kemarin katanya memberi atau ada rumor upetinya 2, 5 juta per titik, kepada Kasat Reskrim kediri kota, enga benar itu, ” terangnya.

Sementara itu, Zainal Arifin 56 tahun, warga RT 14 Kelurahan Semampir Kota Kediri menuturkan kegiatan penambangan tradisional itu sudah sejak lama. Warga biasa yang memanfaatkan pasir dari Sungai Brantas. Bukan tambang skala besar yang bisa merusak lingkungan. Sehingga cukup dimaklumi.

“Kasus berbeda jika penambang pasir menggunakan mesin sedot dengan skala besar yang berpotensi merusak lingkungan sekitar.

” Dengan adanya penambang tradisional, warga sekitar malah beruntung karena pedagang-pedagang di sini laku semua bisa membantu ekonomi dan menambah lapangan pekerjaan, ” pungkasnya.

kediri
Prijo Atmodjo

Prijo Atmodjo

Artikel Sebelumnya

Ditandai Jatim Expo, Pekan Harlah NU 102...

Artikel Berikutnya

Danrem 082/CPYJ Kunker Di Kodim 0812 Lamongan

Berita terkait

Rekomendasi berita

Nagari TV, TVnya Nagari!
Dukung Program Asta Cita Presiden RI, Forkopimda Sumenep Tanam Jagung Bersama
Kunjungan Stunting Babat Jerawat: Sinergi untuk Generasi Berkualitas
Dandim 0824/Jember Mampir Makoramil 0824/23 Wuluhan Sapa Anggota dan Silaturahmi Ke Pesantren Yasinnat
Babinsa Wonosari Koramil 0824/21 Puger Pendampingan Pelaksnaan Grebeg Vaksin Ternak Perangi Wabah PMK

Tags